Oct 29, 2012
Tiga Gerakan Moral di Kabupaten Sumba Tengah
Oct 19, 2012
Lateral Marketing
Menciptakan suatu produk atau jasa yang baru merupakan inti dari LM. Namun demikian untuk menciptakan produk atau jasa yang baru, sebelumnya perlu ditentukan produk atau jasa apa yang akan dipasarkan, kemudian produk itulah yang menjadi dasar dalam menciptakan produk baru. Ada 6 tekhnik yang dapat digunakan untuk menerapkan LM. Substitusi, mengeluarkan satu atau beberapa elemen dari produk kemudian mengubahnya; Kombinasi, yaitu menambahkan elemen pada produk, sedangkan elemen-elemen lain dibiarkan tetap; Inversi, yaitu mengatakan yang berlawanan atau menambahkan 'tidak' pada sebuah elemen dari produk; Eliminasi, yaitu menghilangkan sebuah elemn produk; Exaggeration (meng-exxagerate satu atau beberapa elemen); dan Reordering, yaitu mengubah susunan elemen dari produk.kas
Berikut ini beberapa contoh penerapan LM. Rokok rasa strawberry atau cokelat untuk menciptakan kesan feminin pada perokok. Dalam kasus ini yang menjadi target pasar adalah para perokok wanita. Contoh lain adalah sebuah jam tangan yang tdak hanya sebagai penunjuk waktu namun sekaligus dapat digunakan sebagai kalkulator.
Mar 6, 2012
Kritikan kadang Tidak Perlu
Mar 1, 2012
God is Testing Us
Kata orang Kupang "natok di beta" alias status ini tepat sekali untuk mendeskripsikan saya di saat itu. Bagaimana tidak hari ini, dalam jangka waktu beberapa jam dua orang teman facebook saya dengan ciri khas mengkritiknya seolah menggelitik saya untuk menciptakan status kritikan bagi mereka dengan harapan cukup 'natok' di hati mereka.
Feb 13, 2012
Chauvinisme Religius

Feb 9, 2012
lesson from mama

Mama adalah seorang Kristen yang imannya pada Tuhan tidak pernah saya ragukan sedikitpun. Beliau adalah satu wanita terkuat yang saya kenal. Dalam seminggu beliau dengan seorang ibu tua yang biasa kami sapa Oma Ros meluangkan waktu dua atau tiga hari untuk berdoa bersama di kamar mama. Setiap dilanda suatu hal yang buruk, beliau selalu mengatakan pada saya ‘saya tidak pernah khawatir karena saya yakin Tuhan beserta saya’.
Namun belakangan ini ada suatu kecenderungan yang sedikit mengganggu saya dari mama. Dalam situasi yang kurang baik bahkan buruk, seperti biasa beliau akan menyatakan imannya pada Tuhan tanpa gentar sedikitpun. Namun setelah pernyataan itu ada penjelasan lanjutan yang menurut pandangan saya, seolah-olah menyalahkan orang lain atas keadaan tersebut. Sepertinya mama masih sangat percaya pada jampi-jampi dan sejenisnya yang oleh orang NTT, kami sebut ‘obat’. Jadi misalnya mama sakit, beliau mulai mengaitkannya dengan hal-hal yang terjadi pada keluarga kami kemudian menyatakan bahwa ada orang yang tidak suka akan hal tersebut lalu ‘menjampi-jampi’ mama. Lalu sekali lagi menyatakan bahwa beliau tidak sedikitpun gentar akan jampi-jampi atau ‘obat’ itu, karena iblis akan dikalahkan oleh Tuhan. Saya melihat adanya kecenderungan untuk melihat suatu keadaan kurang baik sebagai hasil perbuatan orang lain.
Dua hal utama yang mendasari saya pada akhirnya menyatakan pendapat saya yang berbeda pada mama. Yang pertama, suatu hal buruk yang terjadi pada kita, sebaiknya kita lihat sebagai akibat rasional dari tindakan kita sebelumnya. Dengan kata lain, alangkah baiknya jika kita mengoreksi lebih dahulu apa yang kita lakukan sebelum suatu hal buruk kemudian menarik suatu benang logis yang menghubungkannya. Untuk hal-hal baik yang terjadi pada diri kita sendiri hampir selalu kita mengklaim diri kita sebagai sebab dari hal baik tersebut, kenapa untuk hal yang buruk kita tidak sempat untuk berpikir demikian (terlebih dahulu)? Dasar yang kedua adalah: ‘tidakkah kita menambah dosa kita dengan menduga-duga orang lain sebagai sebab dari kesusahan yang kita alami?’ Terlepas dari apakah pada akhirnya dugaan itu terbukti benar atau salah, menduga orang lain bersalah atas kesusahan kita secara tidak langsung menanamkan hal negatif dari orang tersebut di dalam otak kita. Prasangka negatif terhadap seseorang menurut saya akan mempengaruhi sikap kita terhadap orang tersebut yang akan cenderung tidak tulus.
Jan 23, 2012
Not an Ad..

For the last two weeks I spent much of my time to read one of the most inspiring book: Chicken Soup for The Soul. I used to read some series of it when I was on Junior High School, it's about ten years go. And in this periode of time I call it self-transition periode, I went to Gramedia, wished to find some books about self improvement. I went straight to self improvement part in Gramedia and found nothing. Then I walked to the best seller part and found this ten-years-forgotten book. Spent some minutes to read its table of contents, I decided to buy it.